Rabu, 28 Mei 2014

Kontol Polisi untuk Bayu

Kenalkan namaku Musa Hidayat. Aku adalah seorang Polisi berpangkat Briptu dan masih jomblo! Kurang jelas? JOMBLO!!!! Aneh bukan? Sebenarnya ini tidak aneh menurut aku karena entah mengapa di usiaku yang sudah 27 tahun ini, aku masih betah tidak memiliki cewek. Keluargaku juga sudah mulai gelisah untuk mencarikan aku seorang wanita yang mereka anggap pantas mendampingiku. Jujur saja, sudah banyak acara nge-date aku lalui bareng cewek yang disarankan oleh keluargaku tetapi satupun tidak ada yang bisa membuat hatiku bergetar. Mulai dari Guru SD, pegawai negeri, perawat, bidan, dokter sampai wanita biasa seperti pegawai bank atau sekretaris. Mungkin keluargaku juga hampir menyerah mengenalkan aku pada para wanita sehingga mereka menyerahkan semua keputusan padaku. Keputusan untuk ‘nikah’.
Orang-orang bilang aku ganteng dan kekar. Perawakanku macho dengan tinggi 178 cm. Badanku terbentuk sempurna karena aku memang suka nge-gym. Di tambah, aku adalah seorang Polisi yang bertugas di kota ******. Oh, iya satu lagi yang belum aku beritahu bahwa ada gelar sarjana hukum yang tertera dibelakang namaku. Sungguh mengenaskan bila dibandingkan dengan ketidak mampuanku mencari wanita. Sebenarnya bukan tidak mampu, melainkan akunya saja yang tidak suka wanita. Ups! Akhirnya aku mengaku juga…
Sadar atau tidak, sebenarnya aku adalah pria ‘sakit’. Semua itu aku sadari sejak aku duduk di SMA. Aku baru sadar bahwa aku ‘sakit’ ketika aku selalu merasa janggal jika menjalin hubungan dengan wanita. Aku

Selasa, 27 Mei 2014

Satpam Idaman

Sore itu hanya ada aku dan seorang satpam dirumahku. kedua orang tuaku sedang pergi ke pesta pernikahan salah seorang kerabat. mulanya mereka memaksa aku untuk ikut, tapi dengan alasan ingin menyelesaikan tugas kuliah akhirnya mereka mengijinkan aku tinggal.
Karena bosan menonton tv, akhirnya aku keluar ke pos satpam yang terletak dipintu depan. dan aku melihat kalau satpam idolaku ada disana sedang bertugas.
Satpam ini adalah yang paling kusukai. namanya Fauzan, usianya sekitar 32 tahun dan dia keturunan arab. bodynya bagus dan aku sering mengintip kalau dia sedang mencuci mobil papaku. dia selalu bertelanjang dada bila sedang mencuci mobil. dadanya bidang dan ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. kontolku selalu nganceng jika melihat dia sedang cuci mobil dan sangat ingin sekali aku dientot olehnya dan merasakan bagaimana nikmatnya mengulum kontolnya yang aku jamin super besar itu.
Ketika aku sampai, Fauzan sedang membaca koran.
"Sore Zan, lagi baca berita apa?" tanyaku.
"Eh, kamu. ini biasa tentang harga bbm yang naik," jawabnya sambil melipat koran yang tadi dibacanya. "Kok kamu ngak ikut ke pesta?"
"Males agh, entar gue bete. enakan nyantai di rumah. sendirian, mumpung ngak ada orang. eh lu mau masuk en maen play station? mumpung lagi ngak ada bokap ama nyokap,"
Fauzan berpikir sebentar, aku berharap dia mau masuk ke dalam. dan siapa tau aku akhirnya mendapatkan apa yang kuinginkan.
"Boleh degh, Orang tua kamu juga pasti pulangnya malem,"
Fauzan lalu mengikuti aku dan aku langsung menuju ke kamarku dan tampaknya Fauzan agak terkejut ketika aku menuju kamarku.
"Kok ke kamar kamu, bukannya ke ruang tengah?" tanyanya heran.
"Ah enakan maen di kamarku, lebih nyaman dan penuh privasi," sahutku sambil membuka pintu kamar.
Setibanya di dalam aku menyalakan play station yang khusus untuk kamarku dan Fauzan memaikan salah satu game sepak bola. aku tidur terlungkup di ranjang sementara Fauzan duduk di depan ranjangku dan aku tanpa sadar terus memandangi Fauzan.
"Kenapa sama muka saya?" tanya Fauzan.
"Eh?" kataku bingung.
"Kamu dari tadi ngeliatin muka saya terus."
"Oh...eh...ngak...menurut gue lu ganteng zan," kataku gugup.
"Yang bener?"
"Iya, dan gue percaya kalo orang ganteng kontolnya juga gede dan bagus kayak pemiliknya," kataku.
"Lu homo ya?" tanyanya terus terang dan aku langsung kaget begitu dia nanya begitu. aku takut dia marah dan langsung keluar. tapi pas gue liat mukanya, ngak ada tanda-tanda kalau dia itu marah.
"emang kenapa kalo iya?"
"Ya gue harap loe mau isep kontol gue. itu ajah,"
Dan tanpa babibu lagi aku langsung suruh Fauzan berdiri dan aku langsung melepaskan celananya dan langsung memuluti kelaki-lakiannya. kontol Fauzan sangat menggairahkan. panjangnya 19cm dan kepalanya yang berwarna pink sangat menggiurkan.
Aku terus mengisap kontol Fauzan dan aku juga menjilati kepala kontolnya yang sangat menggiurkan itu. sementara aku mengisap kontolnya, Fauzan melepaskan kemeja satpamnya dan kaos dalamnya. aku menjadi semakin bergairah melihat tubuh polos Fauzan yang menggairahkan. dadanya yang berbulu halus sangat semakin membuat kontolku yang sudah nganceng menjadi semakin keras lagi. akhirnya aku berhenti mengisap FAuzan dan lalu mendorongnya jatuh terlentang di ranjangku. aku melucuti pakaian aku dan lalu menindih FAuzan. aku menciumi bibirnya sementara kontol kamu saling bergesekan.
Akhirnya aku sudah tak tahan ingin dientot sama kontol Fauzan yang jantan itu, aku lalu berguling dan gantian Fauzan ada diatasku.
"Zan, sekarang loe entot gue ya. gue pengen ngerasain kontol lu ada di dalam pantat gue," kata gue dengan nafsu.
"Apa pun yang lu mau degh," katanya sambil mengangkat kedua kaki aku ke bahunya. lalu dengan perlahan-lahan dia mulai memasukan kontolnya kedalam lobang pantatku. aku yang masih perawan mula mula kesakitan saat kepala kontol Fauzan yang besar menerobos masuk kedalam lobang perawanku. tapi setelah Fauzan memasukan seluruh batang kontolnya dan mulai memompa kontolnya, rasa sakit berganti dengan kenikmatan tiada tara. kamarku dipenuhi oleh suara desah nikmat kami berdua. aku menarik leher Fauzan dan melumat bibirnya sementara kontolnya keluar masuk didalam pantatku.
"oh terus Zan...yang dalem....mmmhhh.....oghhhh....yess....nikmat.....fuck me you big stud," desahku kira-kira 20 menit mengentot aku akhirnya Fauzan berkata kalau dia akan keluar. aku menjadi semakin horny dan akhirnya sambil berteriak aku merasakan kalau cairan kelaki-lakian Fauzan memenuhi lobang pantatku. Fauzan terus memompa penisnya sampai semua pejunya keluar dan lalu mencabut kontolnya dan lalu jatuh bersandar didadaku. aku membelai rambutnya.
Tak lama telpon di kamarku berbunyi. aku mengangkat dan ternyata itu dari mamaku yang mengatakan kalau ia bersama papa akan menginap sekalian di rumah kerabatku itu. aku tersenyum mendengarnya dan setelah menutup telpon aku memberitahu Fauzan dan dia pun tersenyum.
Akhirya malam itu aku habiskan sambil memuluti kontol Fauzan sampai ngecret di mulutku dan meminta Fauzan memompakan kontolnya di pantatku. Aku paling menyukai saat Fauzan terlentang sementara aku turun-naik diatas kontolnya yang besar itu sambil membelai dada bidang FAuzan yang berbulu.
Oh Fauzan, kaulah pria idamanku.

Senin, 26 Mei 2014

ARMPIT #6

ARMPIT #5

Bang Satria, Polisi Superku

Gerimis mulai menyentuh kulitku. Aku terus berjalan meski beberapa kendaraan mengklaksonku karena aku terus saja menyeberang jalan yang suasana lalu lintasnya dimalam itu cukup padat. Aku memang masih sangat kesal dengan Kak Satria. Meskipun aku dengar kak Satria memanggil namaku dan berusaha mengejarku untuk menjelaskan semua ini tetapi entah mengapa aku bisa seegois ini. Rasanya memang tidak adil bagi kak Satria jika aku saja bisa menikmati kejantanan polisi atau pria lain dibelakangnya mengapa dia tidak bisa. Bahkan dia tidak sejahat aku yang menyelingkuhinya. Kak Satria Cuma bilang kalau dia akan bertunangan dengan seorang gadis pilihan orang tuanya. Sepanjang langkah kakiku, aku tertunduk dan memikirkan hal terbaik untuk hubungan kami. Sebenarnya bukan masalah kak Satria mau tunangan atau mau menikah yang aku persoalkan melainkan tentang cintanya padaku. Apakah dia masih bisa membagi cintanya untukku? Semua pertanyaan itu menghajar otakku sepanjang jalan hingga kakiku terhenti disebuah kursi didekat pohon dan semakin tertunduk bingung.
“Bay… Maafin kakak. Ini bukan kehendak kakak. Walau bagaimanapun kakak tidak mungkin menyakiti hati orang tua kakak. Kamu mengerti kan?”.
Suara kak Satria yang tiba-tiba berada disampingku membuyarkan lamunanku.
“Tapi kak, kalau kakak nanti tidak bisa menemui aku lagi gimana? Aku tidak bisa kehilangan kakak… Aku cinta banget sama kakak. Kakak tolong dong ngerti perasan aku”.
Kak Satria duduk disampingku dan merangkul bahuku. Kepalanya yang plontos dia sandarkan kekepalaku.
“Bayu… Cinta kakak sudah menemukan tempatnya di kamu. Seberapa kuat pun kakak berusaha membohongi diri kakak, kakak tidak bisa membohongi perasaan sendiri kalau kakak benar-benar cinta sama kamu. Kakak janji, kakak akan ngeluangin waktu buat Bayu kalau nanti kakak sudah bersama dia.

Minggu, 25 Mei 2014

ARMPIT #4







ARMPIT #3





Terjebak

Seperti biasanya disaat aku ada di Jakarta,aku selalu menyempatkan diri untuk menggunakan jasa pemijat lelaki....... Kali ini kuhubungi panti pijat pak Warno & kawan2.....,langsung to the point aja...aku minta tenaga pemijat yang sesuai dengan seleraku......... Hallo pak Warno ya?
betul!bisa dibantu? yah...!ada yang
barangnya besar? ohhhh....kebetulan
sekali,ada yang baru nich!anaknya
masih 17thn,ukuran barangnya sebesar
botol....,eh...maksud saya ...segede botol
minuman teh botol gitu loh he
he....namanya Abdybachry.... ditempat
atau panggilan?tanyaku ini khusus
panggilan pak!oh ya dengan pak siapa
nich? Masfan...,biayanya? Biar jadi
langganan kasih murah
aja...rp150.000,sampai selesai...,bapak
dimana? Aku memberikan detail hotel
tempatku menginap dan pak Warno
setuju untuk segera mengirim
Abdybachry ketempatku........... Kurang
lebih 40 menit kemudian pintu
kamarku diketok tok tok...,kubuka
pintu....... Ini pak Masfan ada yang mau
ketemu,kata petugas hotel
itu .....,nampak dibelakangnya seorang
jejaka imut2 dengan tinggi kira2 1.70m
Malam oom! Oh hi....selamat malam!ini
Abdy khan?mari...mari masuk ...,wah
lama tak ketemu...tau2 udah gede

Sabtu, 24 Mei 2014

Kak Toni, Polisi Bisek Idaman

Siang itu aku sendirian. Ayah, Mama dan Mbak Maya mendadak ke kabupaten sebelah karena Ayah mbak Maya sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Maya aku menemukan sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. Astaga!! Ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira satu minggu yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Maya dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tersebut di rumah kontrakan Mas Toni. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut.
Mbak Maya adalah anak om ku. Dia sedang PKL di daerah kami dan untuk sementara tinggal di rumah kecilku. Mbak Maya memang sudah lama kuliah di daerahku namun karena jarak antara kosannya dengan tempat PKL yang cukup jauh akhirnya dia memutuskan untuk sementara waktu tinggal dirumah kami. Ibuku senang-senang saja dengan kedatangan Mbak Maya, hitung-hitung dia punya anak cewek yang bisa di ajak ngobrol or ngerumpi ketika masak.

ARMPIT #2

ARMPIT #1


Bersama Polisiku diatas Bukit

Dinginnya angin malam hampir menusuk tulangku. Gemerlap cahaya bintang dilangit hitam mengelilingi indahnya rembulan yang hampir penuh. Disini diatas sebuah bukit kecil aku tengah dipeluk mesra oleh Bang Wando. Tangannya memeluk tubuhku yang sedang berpangku mesra dengannya. Aku yang tadinya merasa dingin, kini benar-benar menjadi hangat. Tubuh bang Wando yang enak untuk dipeluk menyingkirkan hembusan angin yang akan menyentuhku.
Ditempat yang jauh dari kata ramai, disitulah kami sekarang bermesraan, di sebuah bukit kecil di tengah-tengah sebuah hutan wisata. Malam itu adalah malam minggu dan aku berinisiatif untuk mengunjungi BF ku, Bang Wando. walaupun butuh waktu 3 jam lebih untuk menuju tempat dinas bang Wando namun jarak itu tidak berarti ketika aku sudah berada dalam dekapannya.
Dikawasan bukit itu cukup terpencil dan jarang sekali ada orang yang mau berpacaan disitu mengingat disana tidak ada penerangan lampu dan ditengah-tengah hutan. Awalnya aku juga menolak ketika bang Wando mengajakku kebukit itu tetapi berkat nama Briptu yang mengiringi nama bang Suwando Hairul Aji, akhirnya aku mengiyakan. Bang Wando juga membawa pistolnya dengan alasan berjaga-jaga.

Bosku yang Perkasa

Pada satu kesempatan meeting SDM, diperkenalkan majaner baru dilingkungan SDM grup yang khusus menangani masalah pelatihan dan pengembangan karyawan. Orangnya sih late thirties lah, atau paling gak awal 40an, atletis dan lagi guanteng banget, Deni namanya. Aku senang sekali berkenalan dengan pak Deni, orangnya ramah, humoris, baru diperkenalkan saja dia sudah akrab dengan semua penanggung jawab sdm anak perusahaan, termasuk aku tentunya. Selama miting, aku sering melirik kearahnya, dan herannya setiap kali aku meliriknya diapun sedang memandangku. Ketika tatapan mata kami bertemu dia selalu tersenyum ramah, menambah kegantengannya. Aku sampe tersipu karenanya, tapi ya kapok lah, terus saja mencuri pandang kearahnya terus. Sepertinya aku dah tertarik padanya sejak pandangan pertama, mungkin dia juga. Karena dia terus2an memandangiku, walaupun dilakukannya dengan tidak mengundang perhatian yang lainnya. Demikianlah hal itu kami lakukan selama miting berlangsung, sampai tau2 mitingnya dah selesai. Baru sekali ini aku tidak merasa mitingnya bertele2 dan berkepanjangan, walaupun aku tidak memperhatikan apa yang dibicarakan karena perhatianku terpusat pada pak Deni terus, toh nanti sekretaris Kadiv SDM grup akan mengirimkan notulen miting by email.

Sejak miting itu, aku terus berusaha dalam melaksanakan pekerjaanku, untuk kontak dengan pak Deni. aku sering mencari alasan supaya bisa berkunjung ke kantor SDM grup, salah satu aktivitasnya dengan pura2 konsultasi masalah pelatihan karyawan dengan pak Deni. Telpon dan sms antara aku dan pak Deni makin sering dan kami menjadi semakin akrab. Sudah beberapa kali pak Deni ngajakin aku lunch, kebetulan dekat kantorku ada banyak penjual makanan, baik model cafe atau resto, atau juga amigos